2.1
Konseptual Teori Keperawatan Menurut Hildegard
E.Peplau
Model Konsep dan teori keperawatan
yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang
mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang
terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1) Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik
biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya
memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah
subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal
2) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan
proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif,
sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam
hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan
yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian
seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup
bermasyarakat.
3) Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan
mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang
ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep
yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam
keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada
saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4) Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan
sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling
pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina
suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang
dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi
atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan
untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap
kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep
pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi
ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita
sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan
menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase
identifikasi dapat berupa :
1)
Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2) Individu
mandiri terpisah dari perawat.
3) Individu
yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu
situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam
proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
Secara
bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi
kearah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses
pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang
tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial.
Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.
2.2 Konseptual Teori Keperawatan Menurut Florence
Nightingale
1)
Lingkungan fisik (physical enviroment)
Lingkungan fisik merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik
yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam
ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat
tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur
harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah.
Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.
2)
Lingkungan psikologi (physicology environment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu,
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsang semua
faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan
yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita
hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa
nyaman.
3)
Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungna individu pasien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.
2.3 Konseptual Teori
Keperawatan Menurut Jean Orlando
Orlando
menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat
profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan,
disiplin proses keperawatan serta kemajuan:
1) Tanggung
jawab perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu
apapun yang pasien butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya
kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam
pemantauan. Perawat harus mengetahui
kebutuhan pasien untuk membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar
peran profesionalnya, aktivitas
perawat profesional yaitu tindakan yang
dilakukan perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa
aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat
dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus
pada aktivitas-aktivitas yang
benar-benar menjadi kewenangannya.
2) Mengenal
perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan
mengobservasi apa yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang
ditunjukan pasien.
3) Reaksi
segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan
perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera adalah respon segera atau respon
internal dari perawat dan persepsi individu pasien , berfikir dan merasakan.
4) Disiplin
proses keperawatan
Menurut George (1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses
keperawatan sebagai interaksi total
(totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara
perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat
terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi
kebutuhan pasien untuk membantunya serta
untuk melakukan tidakan yang tepat.
5) Kemajuan
/ peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien
menjadi lebih berguna dan produktif.
2.4 Konseptual Teori Keperawatan Menurut Myra E.
Levine
Teori
keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada
tahun 1973,menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap
lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas
konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utama
(Fawcett,1989).Sehat dipandang dari sudut konservasi energy dalam lingkup area sebagai berikut ,
Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
1) Konservasi
Energi
Tujuan dari konversi energy ini adalah
untuk menghindari penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan.Karena
individu memerlukan keseimbangan energy dan memperbaharui energy sevara konstan
untuk mempertahankan aktivitas hidup.Dalam praktek keperwatan hal ini terlihat
di ruang rawat pasien disamping tempat tidur pasien .
2) Konservasi
Struktur Integritas
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian
dari intergritas struktur .Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit
melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan .
3) Konservasi
integritas personal
Seorang perawat aharus dapat menghargai
diri pasien .Hal ini bias terlihat ketika klien dipanggil dengan namanya .Sikap
menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang
menyediakan privasi selama prosedur.
4) Konservasi
Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas ,social dan
kesehatan merupakan keadaan social yang telah ditentukan .Oleh karena itu
,perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga ,membantu kehidupan
religius dan menggunakan hubungan interpersonal .
2.5 Konseptual Teori Keperawatan Menurut Jean
Waston
J.W
dalam memahami konsep keperawatan, terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan JW ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki Empat cabang
kebutuhan yang saling berhubungan, diantaranya:
1)
Kebutuhan Dasar
Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan Cairan,
Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi.
2)
Kebutuhan Dasar
Psikofisikal (Kebutuhan Funsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas dan
Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3)
Kebutuhan dasar
Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk
Berprestasi dan Berorganisasi.
4)
Kebutuhan dasar
Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan) yaitu Kebutuhan
Aktualisasi Diri.
Berdasarkan
dari empat kebutuhan tersebut, Jean Watson
memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna dan
memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta
spiritual.
Komentar
Posting Komentar