BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Komputer merupakan alat modern yang tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.Mulai dari mengerjakan pekerjaan kantor, multimedia,
hiburan, bahkan rumah sakit. Dewasa ini perkembangan komputer semakin
berkembang dan masih akan terus berkembang tanpa batas.
Kita sebagai
calon perawat masa depan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan kemajuan
teknologi khususnya bidang komputerisasi agar hal tersebut dapat mempermudah
dalam pekerjaan, dan tidak dapat dipungkiri perkembangan komputerisasi dalam
keperawatan membawa efek positif dan efek negative.
Atas dasar itu saya mencoba membahasnya dalam
bentuk makalah dengan harapan dapat berguna bagi teman-temen calon perawat masa
depan khususnya bagi saya. Makalah ini saya susun sangat simple agar para pembaca mudah
mencernanya dan tidak bosan membacanya, Saya selaku penulis mohon maaf
jika ada pembahasan yang kurang tepat dan menyimpang, karena saya masih dalam proses belajar.
Selamat membaca.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Sejarah Perkembangan Komputer dalam
Keperawatan?
2.
Bagaimana Aplikasi Komputer dalam Keperawatan?
3.
Bagaimana Bentuk Aplikasi Komputer dalam Keperawatan?
4.
Apakah Keuntungan
Penggunaan Komputer Dalam Dunia Keperawatan?
5.
Apakah Kekurangan Penggunaan Komputer Dalam Dunia Keperawatan?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui sejarah Perkembangan Komputer dalam Keperawatan?
2.
Untuk mengetahui aplikasi Komputer dalam Keperawatan?
3.
Untuk mengetahui bentuk Aplikasi Komputer dalam Keperawatan?
4.
Untuk mengetahui Keuntungan Penggunaan
Komputer dalam Dunia Keperawatan?
5.
Untuk mengetahui Kekurangan Penggunaan Komputer
dalam Dunia Keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Komputer dalam Keperawatan
Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah
institusi perawatan kesehatan karena banyaknya bagian/departemen yang terlibat
dalam proses perawatan pasien. Pelayanan dan manajer keperawatan harus
memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari saat masuk hingga
pasien pulang.
Saat ini komputer secara absolut penting untuk
mengatur:
1. Makin kompleksnya masalah keuangan
2. Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen
3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang
berbeda
4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
Komputer mempengaruhi praktek, administrasi,
pendidikan serta penelitian, dan dampaknya akan terus meluas. Abad informasi
bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah baru dalam perubahan teknologi,
dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan selama beberapa
dekade.
A. Perspektif Sejarah
Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang
lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini
hampir setiap rumah sakit menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk manajemen
keuangan. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama
dalam menggunakan komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an
mencakup:
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status
dan perawatan pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan
untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem
informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat
dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-an memunculkan
mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk
pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)
B. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)
Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain
sistem komputer yang komplek untuk menolong komunikasi dan mengatur informasi
yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit. Sebuah SIR akan diaplikasikan untuk
perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium,
radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji. Jumlah
aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan
untuk beberapa tujuan yang praktikal.Manajer-manajer perawat perlu mengenal
komputer, yang mencakup mengenal istilah umum yang digunakan komputer. Pada masa
depan dapat diharapkan bahwa semua pekerjaan perawat akan dipengaruhi oleh
komputer, dan beberapa posisi baru akan dikembangkan bagi perawat-perawat di
bidang komputer.
C. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
(SIMK)
Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)
merupakan paket perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi
pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program-program atau
modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan.
Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :
Mengklasifikasikan pasien
Pambentukan saraf
Penjadwalan
Catatan personal
Laporan bertahap
Pengembangan anggaran
Alokasi sumber dan pengendalian biaya
Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
Pengendalian mutu
Catatan pengembangan staf
Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
Rencana strategi
Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
Evolusi program
Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan
personal, dan laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan
menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan formula
beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan pegawai yang
sebenarnya dapat dibuat. SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih
efektif dan ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur
perawatan pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan,
pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta
kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang perawat.
Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual
pada pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan
peningkatan kualitas dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer
perawat dapat merencanakan karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis
mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.
Perkembangan teknologi computer (informasi) yang begitu
pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia
kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive,
akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur
standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru
dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit
dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi
teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif
maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasi komputer,
rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa
teknologi komputer merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia
untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi
dan komunikasi komputer saat ini adalah bagian penting dalam manajemen
informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat
(kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap
tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool
untuk mengudapte perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam memfilter
data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah
kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi
komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat.
Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik
perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru
dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan
dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai
potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah
sakit tidak memberikan perhatian istimewa. Artikel ini secara khusus akan
membahas perkembangan teknologi informasi untuk mendukung manajemen rekam medis
secara lebih efektif dan efisien. Tulisan ini akan dimulai dengan berbagai
contoh aplikasi teknologi informasi, faktor yang mempengaruhi keberhasilan
serta refleksi bagi komunitas rekam medis.
2.2 Aplikasi Komputer
dalam Keperawatan
Pelayanan dan manajer
keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari
saat masuk hingga pasien pulang. Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian,
dan dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar
merupakan sejarah baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang
mempengaruhi kehidupan dan pekerjaan selama beberapa dekade.
Sebuah Sistem Informasi Rumah Sakit
diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan,
laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan,
personel dan gaji. Dikebanyakan Rumah Skait aplikasi komputer untuk
perawat lebih banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti, pengurusan
administrasi, izin pulang, laboratorium, pengobatan, dan sebagainya. Perawat
dituntut untuk membangun jaringan sesama profesi dan kolega, baik ditingkat
lokal, nasional, maupun internasional, dimana dapat menggunakan aplikasi
komputer yang berbasis online/internet. Untuk itulah perawat harus memiliki
skil dalam mengoperasikan komputer.
Sistem informasi adalah
kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu
kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta
mendistribusikan informasi. (Sutedjo, 2002). Menurut Eko (2000), sistem informasi merupakan suatu
kumpulan komponn-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan
dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.
Menurut Azwar (1996), pada
pelaksanaan pelayanan nonmedis diwakili oleh kalangan administrasi
(administrator). Tugas utamanya adalah mengelola kegiatan aspek nonmedis rumah
sakit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Perwalian (penentu
kebijakan rumah sakit).
Perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas yang
spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja, membuat presentasi, mengelola
database dan lain sebagainya.
Rekam medis berbasis
komputer adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis
serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit
Tujuan
pengembangan sistem informasi ini tak lain adalah untuk :
1.
Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan
suatu nilaitambah bagi manajemen
2. Meningkatkan
efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit
3.
Memberikan dasar pengawasan bagi manajemen yang kuat dalam bentuk suatu
struktur pengendalian intern didalam sistem yang dikembangkan.
2.3 Bentuk Aplikasi Komputer dalam
Keperawatan
·
Elektronic chart
Sistem ini dikembangkan di departemen radiologi. Hasil penelitian aplikasi
ini didapatkan bahwa ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi 28,2%
lebih rendah dari menggunakan kertas. Beban kerja perawat secara keseluruhan
terjadi penurunan secara bermakna yaitu sebesar 20,6%, beban kerja staf administrasi
meningkat 28,4% (Youngyih Han, Seung Jae Huh, Sang Gyu Ju, Yong Chan Ahn, Do
Hoo san Lim, Jung Eun Lee and Won Park, 2005, dalam
http://jjco.oxfordjournals.org/terms.shtml.).
· Computerized
whiteboard
Aplikasi ini dibutuhkan di bagian perawatan gawat darurat dan hal ini sangat
penting. Hal ini karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis
tinggi dan cepat sehingga dapat dengan cepat mangambil keputusan atas keadaan
klien. Keputusan yang cepat dan tepat akan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan keperawatan pada khususnya. Computerized whiteboard yaitu sistem informasi keperawatan berbasis
computer yang dimodifikasi dengan menambahkan layar lebar di Whiteboard.
Tayangan yang lebar di Whiteboard akan memudahkan setiap tenaga kesehatan dan
pasien untuk melihat informasi yang diperlukan, termasuk perkembangan kondisi kesehatan klien. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi
peningkatan kualitas asuhan pasien dan terjadi efesiensi waktu dan tenaga.
· Computer-Based
Patient Record (CPR) systems
Yaitu melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit
pasien dengan menggunakan komputer. Dalam sisitem ini dilengkapi sistem
pemantauan klien secara progresif. Sistem ini dikembangkan oleh Jose A. Borges,
Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J. Rodriguez pada tahun 1997
(http://www.computer.org/portal/pages). Dalam penelitian mereka tentang aplikasi
sistem tersebut, ditemukan bahwa terjadi penurunan biaya administrasi.
· Personal digital assistance
(PDA)
Komputerisasi dokumentasi keperawatannya dengan mengembangkan sistem link
lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal
seperti wifi, wlan. Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara, Noma,
Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem
ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya
asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi.
Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing.
Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap
perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap
kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan
bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan
tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure,
Hagita and Iseki, 2003, dalam http://google.books.co.id).
· Radio frekuensi identification
(RFID)
Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan, menyimpan
daftar obat, menyimpan data pasien, yang paqqling menarik adalah fungsinya
sebagai alat pelacak. RFID dapat melacak keberadaan pasien (yang berbeutuk
seperti gelang yang di pasangkan ketangan pasien), melacak keberadaan alat
kesehatan (biasanya pada alat mahal dan bersifat darurat).
Beberapa bentuk Sistem Informasi Rumah Sakit
1.
web based electronic health record
Model web based electronic health record yang
memungkinkan pasien menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data
tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah
diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi
telemedicine yang tidak berjalan secara real time.
2. Smart card
Pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi
informasi adalah penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan
penyimpanan data sementara). Smart card sudah digunakan di beberapa negara
Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi
kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data demografis, beberapa data
diagnosisi terakhir juga akan tercatat
3. Bar
code
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah
bar code (atau kode batang). Kode batang ini sudah jamak digunakan di kalangan
industri sebagai penanda unik merek datang tertentu à mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan inventori.
Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan seluruh pabrik obat
di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda obat.Penggunaan bar code juga
akan bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam
mempercepat proses inventori. penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai
penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.
4. RFID
(radio frequency identifier)
Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer
adalah RFID (radio frequency identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan
identitas melalui radio frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih
memerlukan barcode reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan
alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang
disertai dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database
komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.
5. Teknologi
nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis
sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun
1976/1977, University of Vermon Hospital dan Walter Reed Army Hospital
mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on
ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing station. Saat itu, media
yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi
primadona karena pengguna tetap tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat
mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu
terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun mobilitasnya.
6. Komputer
genggam (Personal Digital Assistant)
Penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah di
kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di bawah 35
tahun menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis
pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu.
Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta
digunakan di PDA seperti epocrates.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang
data, saat ini sudah tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan
untuk memindai gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis
mereka, seperti obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain.
Selain itu, informasi medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana
pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan
institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit.Di
samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat
didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan.
2.4 Keuntungan Penggunaan Komputer
dalam Dunia Keperawatan
1. Pendidikan keperawatan
Pembelajaran
menggunakan sistem komputer memiliki banyak kelebihan dan manfaat yang bisa
diambil oleh perawat secara pribadi maupun oleh rumah sakit. Sehubungan dengan
perannya sebagai alat instruksional untuk keterampilan klinis, CAL (computer assisted learning), memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih di tempat yang nyaman dan dapat
melihat ulang demonstrasi sesering mungkin sesuai dengan yang diinginkan (Bauer
& Huynh, 2001).
·
Multimedia teknologi dalam
bentuk video klip, foto dan grafik interaktif dapat membantu dalam menyampaikan
langkah-langkah prosedur dengan cara yang konsisten dan mudah terlihat dan
fitur ini membuat CAL cocok untuk berbagai prosedur keterampilan keperawatan.
·
Program interaktif dengan
sistem komputer dapat lebih dinikmati dan menimbulkan kepuasan belajar bagi
peserta didik, hal ini dikarenakan peserta didik bebas memilih waktu, tempat
dan pengetahuan yang diperlukan yang semuanya ada di materi pembelajaran.
Sesuai dengan yang dikemukakan Suroso (
dalam DeAmicis, 1997; Harrington & Walker,
2003; Rouse, 1999), bahwa orang dewasa menyukai pembelajaran yang fleksibel.
·
CAL dapat
menghemat waktu, karena dengan metode ini peserta didik cukup masuk dalam
aplikasi sistem, selanjutnya dapat langsung memilih materi yang diperlukan.
·
Sumber CAL
dapat dengan mudah diperbaharui sehingga
selalu bersifat up to date
·
CAL sangat
efisien dan dapat digunakan secara mandiri tidak tergantung pada sumber daya
manusia untuk memberikan pendidikan
2. Praktek keperawatan
· Memudahkan perawat merencanakan asuhan keperawatan, dapat
mengevaluasi dan memperbarui informasi setiap saat, memanggil data yang sesuai
dengan diagnosis keperawatan tertentu, serta mengurangi penggunaan
berbagai flowsheet.
· Penghematan
biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
· Penghematan
ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip.
· Pendokumentasian
keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi
yang dapat dipertanggung jawabkan
· Membantu dalam
mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan keputusan
secara cepat.
·
Meningkatkan produktivitas kerja.
·
Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan
· Menghimpun
berbagai data klinis pasien tentang hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari
alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium
maupun interpretasi klinis.
· Catatan yang
siap sedia. Rekam medis pasien telah siap sedia untuk digunakan dan waktu untuk
mengambilnya sedikit.
·
Megurangi dokumentasi yang berlebihan
·
Mencetak instruksi pemulangan
·
Ketersediaan data
·
Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
·
Mempermudah penetapan biaya.
·
Catatan terorganisasi dan dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan.
Sedangkan
menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari
dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1. Standarisisasi: terdapat pelaporan
data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
2. Kualitas: meningkatkan kualitas
informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan.
3. Accessebility, legibility, mudah
membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi.
2.5 Kekurangan Penggunaan Komputer Dalam
Dunia Keperawatan
1.
Pendidikan keperawatan
Kekurangan penggunaan computer dalam pendidikan keperawatan ,antara lain
adalah;
· Teknologi sendiri bisa menjadi
penghalang untuk belajar (Kenny, 2002).
· Biaya dan sarana awal yang
dibutuhkan untuk membangun sistem yang terkadang dirasa berat oleh managemen
pendidikan.
2.
Praktek keperawatan
· Dikhawatirkan
akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut, karena
informasi yang didapat mudah untuk diakses.
· Dimungkinkan
pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan yang lain
ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan
secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka
·
Keterbatasan kapasitas
penyimpanan data
·
Kemungkinan bisa terjadi
gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)
· Tentunya dokumentasi
keperawatan berbasis komputer juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah
kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan keterampilan
perawat menggunakan komputer (Ammenthwerth, at all, 2003).
Kendala
umum:
· Peningkatan biaya untuk
startup, memelihara, melatih, dan upgrade
· Komputer dibutuhkan-takut
komputer
· Kerahasiaan, privasi dan
keamanan sulit untuk menjamin
· Masih belum
membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/informasi.
· Terbatasnya
kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola dan mengembangkan
sistem informasi
BAB III
3.1 Kesimpulan
Teknologi
dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.Seiring
dengan perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar
baru yang harus di penuhi.Hal tersebut
membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi
informasi.
Komentar
Posting Komentar